Keuangan

Cerita Soekarno Selamatkan Masjid Terbesar di Eropa dari Kehancuran

Apr 2, 2024
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Soekarno rupanya pernah menyelamatkan salah satu masjid di Uni Soviet (kini Rusia) dari ambang kehancuran. Kisah ini terjadi saat dia melakukan kunjungan kenegaraan pada tahun 1956.

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Soekarno rupanya pernah menyelamatkan salah satu masjid di Uni Soviet (kini Rusia) dari ambang kehancuran. Kisah ini terjadi saat dia melakukan kunjungan kenegaraan pada tahun 1956.

Saat itu, Soekarno pergi ke Uni Soviet dan mengunjungi kota Leningrad (Kini St. Petersburg). Dalam perjalanan, mata Soekarno teralihkan saat melihat bangunan biru berkubah dari kejauhan. Sebagai seorang Muslim, dia langsung terpikir bangunan tersebut adalah masjid yang sangat besar.

"Masjid itu mampu menampung lebih dari 3.000 Muslim untuk bersembahyang berjamaah," pikir Soekarno, dikutip dari Sahabat lama, era baru: 60 tahun pasang surut hubungan Indonesia-Rusia (2010) karya Tomi Lebang.

 

Dia pun bergegas mengunjungi bangunan itu. Tak disangka, bangunan yang dikiranya sebagai masjid ternyata adalah gudang. Setelah diselidiki, gudang tersebut memang awalnya sebuah masjid. Pemerintah Uni Soviet memang banyak mengubah masjid dan gereja menjadi gudang persenjataan di era Perang Dunia II, sehingga membuatnya kumuh dan tak terawat.

Melihat kondisi demikian, hati Soekarno teriris. Dia berniat ingin mengubah peruntukan bangunan itu menjadi masjid seperti awal fungsinya. Terlebih, masjid itu merupakan bangunan bersejarah.

Sebagai catatan, masjid tersebut pertama kali dibangun tahun 1910 dan menjadi tempat ibadah utama 8.000 Muslim di Leningrad. Bahkan, masjid itu sempat jadi masjid terbesar di Eropa yang berdiri megah lengkap dengan kubah besar dan menara kembar. Singkatnya, masjid itu jadi bukti eksistensi Islam di negara komunis itu. 

Alhasil, beberapa hari kemudian dia mengutarakan niatnya itu saat bertemu pemimpin Soviet, Nikita Kruschev. Dia bercerita banyak terkait temuan ihwal masjid yang diubah jadi gudang dan tak terawat itu. Sebagai seorang sahabat, Kruschev mendengarkan curhatan Soekarno itu dengan seksama. Hingga akhirnya, muncul permintaan khusus dari presiden ke-1 Indonesia itu.

 

"Soekarno meminta masjid ini dikembalikan sesuai fungsinya. Hanya 10 hari setelah kunjungan Presiden Soekarno, bangunan ini kembali jadi masjid," kata Imam Masjid, Zhapar N. Panchaev.

Berkat curhatan Soekarno, masjid itu kembali jadi terawat dan berfungsi sebagai tempat ibadah umat Muslim di Leningrad. Sampai sekarang, masjid itu masih eksis berdiri dengan nama Blue Mosque, sesuai kubahnya yang berwarna biru.

Masyarakat banyak yang menyebutnya sebagai Masjid Soekarno sebagai bentuk apresiasi kepada proklamator Indonesia itu. Pasalnya, jika tak ada Soekarno barangkali masjid itu tak lagi berdiri dan disaksikan banyak orang sampai sekarang.